Sabtu, 29 Oktober 2016

Analisis Etika Periklanan


ANALISIS ETIKA PERIKLANAN

TUGAS MANDIRI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran
Dosen :
Tubagus Wahyudi







Nama : Rani Nurmalati
Jurusan : Administrasi Bisnis


Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
Jalan Gudang No. 7 – 9 Kota Sukabumi 43112 Jawa Barat Indonesia
Telp. (0266) 235 717



Analisis Etika Periklanan

Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi benda seperti barang maupun jasa yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Manajemen pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas ,penjualan, dan. klan tulis mulai dikenal sejak zaman Yunanni Kuno. Ketika itu, iklan berisi mengenai budak-budak yang melarikan diri dari tuannya atau mengenai penyelenggaraan pertandingan Gladiator pada masa ini iklan hanyalah berupa surat edaran. Beberapa waktu kemudian barulah muncul metode periklanan yang ditulis dengan tangan dan dengan kertas yang lebih besar di Inggris.

          Periklanan atau reklame adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis modern.Kenyataan ini berkaitan erat dengan cara berproduksi industri modern yang menghasilkan produk-produk dalam kuantitas besar, sehingga kita harus mencari calon pembeli.Iklan justru dianggap cara ampuh untuk menonjol persaingan.

        Dalam perkembangan periklanan media komunikasi modern ,media cetak maupun elektronik, tapi khususnya televisi memegang peranan dominan. Fenomena periklanan ini menimbulkan pelbagai masalah yang berbeda. Dari segi ekonomi dipertanyakan apakah periklanan sebagaimana dipraktekkan sekarang ini dan menghabiskan biaya besar sekali, pada dasarnya tidak merupakan pemborosan saja, karena tidak menambah sesuatu pada produk dan tidak meningkatkan kegunaan bagi konsumen             

1.    Fungsi Periklanan dan Ciri-Cirinya

Iklan dilukiskan sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan calon pembeli. Dalam proses momunikasi itu iklan menyampaikan sebuah ‘’pesan’’. Dengan drmikian kita mendapat kesan bahwa periklanan terutama bermaksud memberi informasi seolah-olah tujuannya yang terpenting adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa.

Dalam periklanan dapat dibedakan dua fungsi yaitu fungsi informatif dan fungsi persuasif :
1.      Iklan informatif dimaksudkan sebagai tahap pelopor dari kartegori produk untuk membangun permintaan awal. Periklanan informatif yang mungkin
·         Memberitahu pasar tentang satu produk baru dan membangun citra perusahaan( brand image)
·         Menyarankan penggunaan baru dari satu produk
·         Menginformasikan pasar tentang perubahan harga, dan sebagainya
2.      Periklanan persuasif dimaksudkan untuk membangun ‘’periklanan selektif’’ untuk satu brand tertentu, merupakan sebagian besar yang digunakan dalam periklanan beberapa periklanan persuasif telah bergeser ke arah periklanan perbandingan yang bermaksud membangun superioritas satubrand melalui perbandingan spesifik dengan satu atau lebih brand lainnya dalam kelas produk yang sama . contoh periklanan persuasif
·         Membangun brand preference atau mendorong untuk pindah brand kita
·         Membujuk pembeli untuk membeli sekarang
·         Mengubah persepsi pembeli tentang atribut dari produk

Ciri – ciri iklan yang baik adalah
  • Etis : berkaitan dengan kepantasan
  • Estetis : berkaitan dengan kelayakan(target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan)
  •  Artistik : bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak

IKLAN YANG MELANGGAR ETIKA

1.Iklan Head &Shoulder
Iklan tersebut menggunakan kata-kata superlatif, yaitu “no.1 di dunia”. Iklan ini melanggar tata krama pariwara dalam ketentuan bahasa, yang isinya :

Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, ”top”, atau kata-kata berawalan “ter“, dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik


2.Iklan Samsung


   Di Iklan produk smartphone Samsung ini melanggar etika pariwara karena ada unsur perbandingan. Iklan ini membandingkan produknya sendiri(Samsung GALAXY S3) dengan produk smartphone lain (iPHONE 5). Iklan ini melanggar etika dalam ketentuan perbandingan, yaitu :

Jika perbandingan langsung menampilkan data riset, maka metodologi, sumber dan waktu penelitiannya harus diungkapkan secara jelas. Pengggunaan data riset tersebut harus sudah memperoleh persetujuan atau verifikasi dari organisasi penyelenggara riset tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar